AKP Andar Siahaan. |
SIMALUNGUN – Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan, tewas diamuk massa, Rabu (27/3) sekira pukul 22.00 WIB. Dia menjadi sasaran amuk warga saat membawa penulis togel yang ditangkap di Dusun Rajanihuta, Nagori Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean.
Informasi yang dihimpun METRO dari lokasi kejadian, Kapolsek bersama tiga anggotanya menggerebek salah satu rumah warga yang diduga sebagai tempat menulis judi togel. Setelah menangkap penulis togel dan membawanya ke dalam mobil, istri tersangka menjerit dan meneriaki maling ke arah polisi yang menangkap suaminya.
Mendengar teriakan itu, ratusan warga sekitar keluar dan mengejar Kapolsek dan anggotanya yang mengendarai Toyota Kijang warna biru BK 1074 FN.
Warga yang menyemut membawa parang, balok, batu dan tombak. Melihat kondisi itu, salah seorang anggotanya menyuruh Kapolsek lari untuk menyelamatkan diri. Namun Kapolsek memerintahkan ketiga anggotanya untuk masuk ke dalam mobil.
Selanjutnya, Kapolsek bersama tiga anggota sempat menyelamatkan diri. Namun masyarakat yang sempat terprovokasi teriakan maling oleh istri penulis togel, tetap mengejar polisi sambil memukuli dan melempari mobil tersebut. Tidak sampai di situ, karena korban tidak menghentikan mobilnya, warga menghalangi jalan dengan gerobak kerbau yang terparkir di pinggir jalan.
Merasa terancam, Kapolsek yang saat itu bertugas sebagai pengemudi, menabrak gerobak kerbau yang digunakan warga untuk menghentikan mereka. Namun, kedua roda kiri mobil yang ditumpangi keempat polisi masuk ke parit di pinggir jalan yang membuat mobil terpaksa berhenti.
Setelah keempatnya terperosok ke parit, warga langsung mendatangi. Namun keempat polisi tersebut mencoba melarikan diri. Melihat keempatnya hendak lari, warga semakin emosi dan dengan membabi buta menghajar keempatnya. Ratusan warga memukuli dan melempari kaca mobil sembari berteriak menyuruh keluar.
Ketiga anggota Kapolsek berhasil melarikan diri, sementara Kapolsek sendiri masih tetap tinggal di dalam meski sudah disuruh keluar oleh ketiga anggotanya. Aibatnya, warga membuka paksa mobil. Setelah warga berhasil membuka pintu mobil, Kapolsek ditarik keluar dan dipukuli hingga tewas.
Pantauan METRO, Kapolsek tewas mengenaskan dengan luka pecah di sekujur wajah dan kepala. Sementara di lokasi kejadian ditemukan dua buah papan dengan panjang sekitar 1 meter.
Brigadir Leonardo, salah seorang personel yang berhasil lolos dari amukan massa juga membenarkan kronologis peristiwa tersebut. “Kami sampai di rumah warga, tiba-tiba seorang wanita meneriaki maling. Lantas puluhan warga datang menghadang kami,” kata Brigadir Leonardo Sidauruk.
Lebih lanjut Brigadir Leonardo menceritakan, 500 meter setelah beranjak dari rumah itu, laju mereka dihadang gerobak kerbau. Namun bisa lolos dan tetap melaju. Sementara warga tetap mengejar menggunakan sepedamotor. Naas, kira-kira 3 km, tepatnya di Dusun Raja Huta, depan Gereja GKPS, mobil kembali dihadang gerobak kerbau. Beberapa warga mendesak untuk melepaskan penulis togel tersebut. Kapolsek bersama personelnya turun dari mobil dan sempat terjadi perdebatan.
Masih keterangan Leonardo, warga yang berasal dari Dolok Saribu tetap meminta agar pelaku dibebaskan. Namun perdebatan dilerai warga Mere Raja Huta. Bahkan warga Mere Raja Huta memberitahu bahwa ratusan warga Dolok Saribu segera tiba membawa kelewang dan senjata tajam lainnya.
“Tiba-tiba warga (Mere Raja Huta) datang dan menyuruh kami lari. Tapi Kapolsek tetap ngotot membawa mobilnya, sementara warga sudah dekat, sekitar 50 meter,” sambungnya.
Brigadir Leonardo yang saat memberikan keterangan berada di sebelah Kapolres Simalungun melanjutkan, saat pelarian atas desakan warga tadi, Kanit Reskrim Polsek Pardamean Iptu Armadi Simbolon masih sempat diberi warga sepedamotor agar kabur menghindari massa dan akhirnya dia berhasil lolos. Namun hingga berita ini diturunkan, kabar Armadi belum diketahui. Nomor Hp miliknya tidak tersambung saat coba dihubungi.
“Sementara saya dan Bripka Lamsar Samosir lari ke perladangan kopi warga sejauh 5 km. Akan tapi tetap dikejar massa sekitar 60 orang. Meski membawa senjata, saya tetap mempertahankan untuk tidak mengeluarkan senpi yang saat itu memang masih berisi peluru,” ujarnya.
Setelah merasa aman, Leo yang terpisah dengan Bripka Lamsiar, menerima kabar kedatangan Kapolres dan dia kembali ke lokasi dan menceritakan kronologis kejadian tersebut. Di lokasi kejadian, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik Sik membenarkan kejadian itu.
“Sebelumnya dia menghubungi saya. Komandan tolong cepat datang. Cepat komandan,” ujar Kapolres menirukan kata-kata Kapolsek sebelum diamuk massa. Namun, kata Kapolres, karena jarak Siantar ke lokasi kejadian cukup jauh, dia beserta 75 personel Polres mendapati Kapolsek sudah tewas di tengah jalan.
“Lima menit setelah (menerima) telepon dari dia, telepon saya tidak masuk (saat menelpon balik),” ujarnya. Mengenai senjata, perwira dengan pangkat melati dua di pundaknya ini mengatakan masih aman di pinggang Kapolsek tersebut. “Hanya Hp yang hilang,” ungkapnya.
Mendengar teriakan itu, ratusan warga sekitar keluar dan mengejar Kapolsek dan anggotanya yang mengendarai Toyota Kijang warna biru BK 1074 FN.
Warga yang menyemut membawa parang, balok, batu dan tombak. Melihat kondisi itu, salah seorang anggotanya menyuruh Kapolsek lari untuk menyelamatkan diri. Namun Kapolsek memerintahkan ketiga anggotanya untuk masuk ke dalam mobil.
Selanjutnya, Kapolsek bersama tiga anggota sempat menyelamatkan diri. Namun masyarakat yang sempat terprovokasi teriakan maling oleh istri penulis togel, tetap mengejar polisi sambil memukuli dan melempari mobil tersebut. Tidak sampai di situ, karena korban tidak menghentikan mobilnya, warga menghalangi jalan dengan gerobak kerbau yang terparkir di pinggir jalan.
Merasa terancam, Kapolsek yang saat itu bertugas sebagai pengemudi, menabrak gerobak kerbau yang digunakan warga untuk menghentikan mereka. Namun, kedua roda kiri mobil yang ditumpangi keempat polisi masuk ke parit di pinggir jalan yang membuat mobil terpaksa berhenti.
Setelah keempatnya terperosok ke parit, warga langsung mendatangi. Namun keempat polisi tersebut mencoba melarikan diri. Melihat keempatnya hendak lari, warga semakin emosi dan dengan membabi buta menghajar keempatnya. Ratusan warga memukuli dan melempari kaca mobil sembari berteriak menyuruh keluar.
Ketiga anggota Kapolsek berhasil melarikan diri, sementara Kapolsek sendiri masih tetap tinggal di dalam meski sudah disuruh keluar oleh ketiga anggotanya. Aibatnya, warga membuka paksa mobil. Setelah warga berhasil membuka pintu mobil, Kapolsek ditarik keluar dan dipukuli hingga tewas.
Pantauan METRO, Kapolsek tewas mengenaskan dengan luka pecah di sekujur wajah dan kepala. Sementara di lokasi kejadian ditemukan dua buah papan dengan panjang sekitar 1 meter.
Brigadir Leonardo, salah seorang personel yang berhasil lolos dari amukan massa juga membenarkan kronologis peristiwa tersebut. “Kami sampai di rumah warga, tiba-tiba seorang wanita meneriaki maling. Lantas puluhan warga datang menghadang kami,” kata Brigadir Leonardo Sidauruk.
Lebih lanjut Brigadir Leonardo menceritakan, 500 meter setelah beranjak dari rumah itu, laju mereka dihadang gerobak kerbau. Namun bisa lolos dan tetap melaju. Sementara warga tetap mengejar menggunakan sepedamotor. Naas, kira-kira 3 km, tepatnya di Dusun Raja Huta, depan Gereja GKPS, mobil kembali dihadang gerobak kerbau. Beberapa warga mendesak untuk melepaskan penulis togel tersebut. Kapolsek bersama personelnya turun dari mobil dan sempat terjadi perdebatan.
Masih keterangan Leonardo, warga yang berasal dari Dolok Saribu tetap meminta agar pelaku dibebaskan. Namun perdebatan dilerai warga Mere Raja Huta. Bahkan warga Mere Raja Huta memberitahu bahwa ratusan warga Dolok Saribu segera tiba membawa kelewang dan senjata tajam lainnya.
“Tiba-tiba warga (Mere Raja Huta) datang dan menyuruh kami lari. Tapi Kapolsek tetap ngotot membawa mobilnya, sementara warga sudah dekat, sekitar 50 meter,” sambungnya.
Brigadir Leonardo yang saat memberikan keterangan berada di sebelah Kapolres Simalungun melanjutkan, saat pelarian atas desakan warga tadi, Kanit Reskrim Polsek Pardamean Iptu Armadi Simbolon masih sempat diberi warga sepedamotor agar kabur menghindari massa dan akhirnya dia berhasil lolos. Namun hingga berita ini diturunkan, kabar Armadi belum diketahui. Nomor Hp miliknya tidak tersambung saat coba dihubungi.
“Sementara saya dan Bripka Lamsar Samosir lari ke perladangan kopi warga sejauh 5 km. Akan tapi tetap dikejar massa sekitar 60 orang. Meski membawa senjata, saya tetap mempertahankan untuk tidak mengeluarkan senpi yang saat itu memang masih berisi peluru,” ujarnya.
Setelah merasa aman, Leo yang terpisah dengan Bripka Lamsiar, menerima kabar kedatangan Kapolres dan dia kembali ke lokasi dan menceritakan kronologis kejadian tersebut. Di lokasi kejadian, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik Sik membenarkan kejadian itu.
“Sebelumnya dia menghubungi saya. Komandan tolong cepat datang. Cepat komandan,” ujar Kapolres menirukan kata-kata Kapolsek sebelum diamuk massa. Namun, kata Kapolres, karena jarak Siantar ke lokasi kejadian cukup jauh, dia beserta 75 personel Polres mendapati Kapolsek sudah tewas di tengah jalan.
“Lima menit setelah (menerima) telepon dari dia, telepon saya tidak masuk (saat menelpon balik),” ujarnya. Mengenai senjata, perwira dengan pangkat melati dua di pundaknya ini mengatakan masih aman di pinggang Kapolsek tersebut. “Hanya Hp yang hilang,” ungkapnya.
Sumber : www.metrosiantar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar