/* Membuat Berita Utama dengan Judul Posting Saja ----------------------------------------------- */

Selasa, 04 September 2012

Retribusi Masuk Gerbang Wisata Parapat Jadi Ajang Mencari Untung

Senin, 3 September, 2012
(FOTO: DHEV FRETES BAKKARA)
Petugas mengutip retribusi di gerbang masuk objek wisata Parapat
.
PARAPAT- Rekanan pengelola retribusi masuk objek wisata Parapat, di Jalan TPR Sinaga Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, diduga dibekingi pejabat Kadispenda Simalungun. Pihak rekanan ini bebas mengutip uang retribusi masuk gerbang wisata parapat tanpa karcis. Diperkirakan ada puluhan juta hasil dari pengutipan dalam sehari.

Saat hendak diwawancarai METRO, salah seorang pekerja pengelola gerbang masuk objek wisata Parapat, L Sinaga (40), terkesan tertutup. “Selama ini semua kendali informasi dipegang koordinator lapangan. Kami tidak berani memberikan penjelasan soal tarif ini. Soalnya semua informasi harus melalui kordinator,” katanya. Dikatakannya, selama ini ia dan petugas gerbang ini bekerja selama 24 jam penuh dan dibagi menjadi dua shift. Selama ini, objek wisata ini ramai dikunjungi pelancong saat hari libur, terutama saat hari raya dan hari besar keagamaan.

”Bagi pengunjung yang masuk, akan kami berikan stiker berwarna sebagai tandanya,” katanya. Amatan METRO, di gerbang masuk ini terdapat ratusan kendaraan yang penumpangnya hendak berlibur di pinggiran Danau Toba. Petugas mengutip retribusi rata-rata mematok Rp20 ribu per kendaraan. Itu berlaku bagi mobil dan sepedamotor.

Menurut warga sekitar, besar kemungkinan pengutipan retribusi di gerbang masuk objek wisata Parapat ini tak utuh masuk dan menjadi PAD Kabupaten Simalungun. Besar kemungkinan, dana dan hasilnya menguap dan dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan pribadi. Hal itu dikatakan Julimar Silalahi (43), warga Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun yang ditemui METRO, dilokasi objek wisata Parapat ini menyebutkan selama ini warga sekitar Parapat ini tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengelola objek wisata Parapat ini bahkan penghasilan yang besar dari objek wisata ini juga belum pernah dirasakan hasilnya oleh warga sekitar.

”Kami hanya bisa diam dan menonton. Kami menduga, pengelola gerbang ini merupakan orang dekat Kadispenda Simalungun. Buktinya, selama bertahun-tahun mereka bebas dan aman-aman saja,” katanya. Sementara soal tarif terhadap semua pengunjung, tidak pernah tahu berapa jumlah sesungguhnya. ”Harusnya pengelola gerbang pintu masuk Parapat ini diganti saja. Soalnya gerbang digunakan untuk mengambil keuntungan besar tanpa realisasi yang benar,” tambahnya.

Sementara Kadispenda Pemkab Simalungun Wilson Manihuruk yang dihubungi METRO melalui telepon selulernya, Sabtu (1/9), belum berhasil dikonfirmasi. Wilson tidak mengangkat telepon meski sudah dihubungi beberapa kali.
--jeb--

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Formulir Sensus & Data Ulang

    Jika menginginkan Pendaftaran On-Line, maka Klik dari sini.

    (Syarat dan Ketentuan berlaku).

    Panduan Pengisian:

    1. Harus mempunyai email.

    2. Semua kolom yang bertanda * harus diisi.

    3. Untuk panduan kolom arahkan pointer ke O dan dibaca.

    4. Jika gagal maka lihat pesan yang ditampilkan.